Pelatihan Pembuatan peyek udang kremes .Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Kendal dan PCA Rowosari bersama masyarakat Rowosari mengadakan Pelatihan pada hari Minggu,tanggal 25Nopember 2012.Diikuti 50 peserta dari masing-masing utusan PCA dan mayarakat sekitar.
Pelatihan dibuka oleh Pimpinan Daerah 'Aisyiyah Kendal Ibu Hj.Muslikhah .Ketua penyelenggara dari majlis Ekonomi PDA Kendal Ibu Ulfah SPdI juga ikut menyambut sebagai ketua penyelenggara.Masyarakat terlihat antusias mengikuti kegiatan pelatihanyang diadakan 'Aisyiyah ini.nara sumber pada pelatihan ini adalah ibu Erna Irnawati dari Kaliwungu.
Pelatihan Kepemimpinan untuk pemantauan dan Advokasi Kebijakan Anggaran dalam pelaksanaan Program Jampersal dan Pelayanana KB melalui pemanfaatan ICT
Tujuan kegiatan :
1.Meningkatkan pemahaman dan ketrampilan peserta mengenai kebijakan Pemerintah Pusat berkaitan dengan anggaran pusat untuk program Jampersal dan pelayanan KB
2.Meningkatkan ketrampilan peserta dalam penguatan peran pemantauan anggaran Jampersal dan KB
3.Meningkatkan ketrampilan peserta dalam melakukan advokasi kepada Anggota DPR dan Pemerintah agar meningkatkan kualitas kebijakan anggaran pusat untuk program Jampersal dan pelayanan KB
4.Meningkatkan ketrampilan peserta berkaitan dengan pemanfaatan IT untuk mendorong isu-isu publik sehingga dapat melakukan pemantauan dan adovakasi kebijakan anggaran pusat untuk Jampersal dan KB:
Pelatihan ini diikuti 32 orang ,terdiri dari :
1. Pimpinan Wilayah (2 orang)
2. Pimpinan Daerah 'Aisyiyah Kendal (15 orang)
3. Pimpinan Daerah 'Aisyiyah' Klaten (15 orang)
Pelaksanaan Kegiatan
Tempat : Hotel Ros-In Jogjakarta.
Waktu : Tanggal 15 – 17 November 2012
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi daoat juga menyerang organ tubuh lainnya.
Community TB-care Aisyiyah
adalah kerja sama PP Aisyiyah denganThe Global
Funduntuk membantu
program pencegahan dan penanggulangan TB di Indonesia. Beberapa cara yang
dilakukan adalah dengan mencetak motivator untuk memberikan penyuluhan tentang
masalah TB, mencetak kader untuk mencari suspek TB dan mengantarkan pasien ke
rumah sakit untuk diperiksa apakah menderita TB atau tidak, serta membentuk PMO
(Pengawas Minum Obat) bagi pasien yang dinyatakan TB BTA positif.
Di samping itu, Community TB-care Aisyiyah juga melakukan kerja sama dengan
pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan TB secara gratis.
Untuk mendukunng kegiatan ini Aisyiyah mengembangkan kegiatan fasilitator untuk mendampingi masyarakat dalam pengembangan diri sehingga mampu secara mandiri menanggulangi TB secara mandiri.
Pelatihan fasilitator TB diadakan :
Hari/Tanggal : Rabu - Minggu, 7 sampai 11 Nopember 2012
Tempat : Hotel Green Sentul, Bogor Jawa Barat.
Peserta : 30 orang
Terdiri dari Aisyiyah Kendal 4 orang, Garut 4 oranng, Gowa 2 orang, Wajo ,4 orang, Malang 2orang, Jombang 2 orang, Kupang 4 orang, Maluku 2 orang, DKI Jakarta 3 orang ,Sleman Jogjakarta 2 orang, NTB 1orang.
Peserta pelatihan Fasilitator dari utusan Pimpinan Daerah'Aisyiyah Kendal :
Menghadapi masa menopause dengan positif (Booklet Aisyiyah Kesehatan Reproduksi Menuju Keluarga Sakinah) Berpikir positip.Cara ini akan memberi pengaruh positif terhadap gangguan pada kelenjar .
Perempuan dapat mengkompensasikan hambatan fisik dan psikis dengan aktivitas yang mencerdaskan dan mencerahkan.Mampu mengendalikan diri dan mampu mengatasi gangguan psikosomatis dengan cara menyalurkan dalam kegiatan bersifat intelegen,produktif,kreatif dan religius
Berolahraga ringan :Banyak jenis olahraga ringan yang dapat dilakukan oleh wulan(wanita usia lanjut)
Lakukan jalan kaki rutin,memperbanyak sholat sunat dengan gerakan yang tumakninah,membersihkan rumah dan halaman yang tidak terlalu berat.
Melatih Ingatan: Kegiatan rutin yang dapat mengasah ingatan sangat penting dilakukan secara ritun,misal aktif membaca,tadarus alQur'an secara rutin,aktif membantu cucu membuat PR
Bergabung dengan kelompok kegiatan atau aktifitas Wulan :misalnya mengikuti kajian-kajian keagamaan, aktifitas sosial
Asupan makanan SEHAT :memperbanyak makan sayuran.buah dan susu untuk memperlancar fungsi pencernaan dan kesehatan tulang.
Aktif secara seksual:Lakukan aktivitas seksual secara wajar sebab aktivitas itu masih bisa berjalan normal,tidak ada yang tabu asal sesuai dengan etika dan moral.Lakukan perawatan khusus organ reproduksi dan konsultasikan kepada dokter jika menggunakan pelembab dll
OK.semoga bermanfaat bagi kaum perempuan yang usia sudah tidak muda lagi....
“Membentuk kader TB komunitas yang terampil dalam melaksanakan
kegiatan penanggulangan TB di masyarakat”
Tujuan Khusus
1.Peserta memahami tugas dan
peran kader TB komunitas
2.Peserta memahami informasi
dasar TB
3.Peserta mampu mengenali
dan menemukan orang yang diduga TB
4.Peserta terampil berkomunikasi,baik komunikasiinterpersonalmaupun kelompok
5.Peserta mampu melaksanakan
pemantauan pengobatan TB
6.Peserta mampu melaksanakan
pembinaan PMO
7.Peserta terampil dalam
melaksanakan pencatatan dan pelaporan pasien TB
B.Komponen Pelatihan
1.Peserta :
Calon
kader TB komunitas yang telah dipilih dan memiliki kriteria minimal sebagai
berikut :
1)Sehat jasmani dan rohani
2)Mampu berkomunikasi dengan baik
3)Dikenal baik oleh masyarakat
4)Berusia 20 - 60 tahun
5)Mampu membaca dan menulis (disarankan minimumSLTP/SMP/MIN)
6)Bersedia menjadi Kader TB Komunitas dibuktikan dengan surat
kesediaan sebagai Kader TB Komunitas
Peserta pelatihan
dipilih melalui proses pertemuan antara pelaksana program/SSR atau Implementing
unit, Organisasi (‘Aisyiyah dan LSM SR TB), Pihak kesehatan/Puskemas, Pimpinan
daerah/Lurah atau Kepala Desa. Pemilihan peserta dengan cara ini bertujuan agar
diperoleh kader TB Komunitas yang benar-benar mampu melaksanakan tugas
penanggulangan TB di Komunitas.
2.Pelatih/Fasilitator
1)Seseorang yang pernah mengikuti TOT pelatihan kader TB komunitas atau pernah
dilatih DOTS (bersertifikat) atau mengikuti TOT DOTS (Staf SSR/Implementing
Unit)
2)Memiliki kemampuan melatih
3)Sehat jasmani dan rohani
4)Mampu berkomunikasi dengan baik
3.Narasumber
a)Narasumber teknis : seseorang
yang memiliki pengetahuan spesialistik tentang TB (dari kesehatan à Puskesmas/Wasor DinKes)
b)Narasumber Non-Teknis /
organisatoris : Seseorang yang memiliki kemampuan spesifik sesuai dengan
permintaan organisasi (‘Aisyiyah atau LSM SR TB)
4.Penyelenggara Pelatihan
Penyelenggara pelatihan
adalah lembaga yang kompeten menyelenggarakan pelatihan atau yang telah
memenuhi syarat menyelenggarakan pelatihan. Contoh : SR / SSR Community TB
Care, Implementing Unit Community TB Care, atau Lembaga yang diizinkan
menyelenggarakan pelatihan.
5.Materi Pelatihan
1)Modul Pelatihan Kader TB Komunitas
2)Panduan Pelaksanaan Pelatihan
3)CD pendamping (tentang peran organisasi dalam pelaksanaan program
TB, dll) untuk pelatihan
4)Materi Presentasi (Powerpoint)
5)Materi KIE TB Komunitas (Lembar Balik, Poster, Leaflet, Pedoman PMO,
Kartu Gamesdll)
6)Buku catatan kader (organizer kader)
7)Format Pencatatan & Pelaporan(Form A,B, C, D)
Penggunaan materi
pelatihan tidak semua digunakan secara bersamaan, adapun beberapa materi dapat
digunakan secara bergantian sesuai dengan situasi, misalkan adanya fasilitas
laptop, listrik ataupun kemampuan fasilitator.
6.Panduan Pasca Pelatihan
Merupakan panduanpembinaan
dan praktek pasca pelatihan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pasca pelatihan yang diawasi langsung
oleh fasilitator.
7.Desain Pelatihan
Pelatihan kader TB Komunitas berlangsung selama 18 JPL (jam
pelajaran) x 2 tahap pelatihan. Tahap pelatihan dalam kerangka pelatihan ini
terdiri dari Pelatihan Tahap I yang berfokus pada penemuan kasus (case finding)
dan Tahap II yang berfokus pada penanganan kasus TB (case holding). Satu paket
pelatihan ini dilaksanakan dalam rentangwaktu5 minggu (± 1 bulan). Dalam
setiap tahap pelatihan terdiri dari :
1.Pelatihan di dalam kelas/pengkayaan teori (T)
Merupakan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas yaitu penyampaian materi pembelajaran oleh
fasilitator dan atau narasumber.
2.Praktek di dalam Kelas (PK)
Merupakan kegiatan
praktek di dalam kelas dengan bentuk simulasi, diskusi, bermain peran, curah
pendapat atau permainan yang didampingi oleh fasilitator.
3.Praktek Lapangan (PL)
Merupakan kegiatan praktek
lapangan pasca pelatihan di dalam kelas. Dalam pelaksanaan praktek lapangan
boleh didampingi oleh fasilitator. Lokasi praktek lapangan adalah di
kecamatan/lokasi terdekat dengan kediaman dan atau tempat tugas kader.
Waktu pelatihan disesuaikan dengan struktur pelatihan dan jam pelajaran
(jpl) yang telah disusun. 1 jpl sama dengan 45 menit.
b.Praktek Lapangan (PL)
Sesi
Materi
Waktu
(jpl)
A
Materi Dasar
1.Peran masyarakat dalam penanggulangan TB dengan DOTS